Pemenang Nection 2022

  1. Home
  2. /
  3. News
  4. /
  5. DRI
  6. /
  7. Pemenang Nection 2022

Direktorat Riset dan Inovasi Universitas Teknologi Sumbawa telah menggelar kompetisi program Pendanaan Hibah NECTION 2022 (One Lecture One Innovation), 10/01/2023. Program ini merupakan salah satu program yang bertujuan untuk menjadi booster dosen dalam menghasilkan inovasi, dan mendanai inovasi tersebut sehingga menjadi sebuah produk TTG, HKI maupun jurnal.

Kompetisi ini terbuka untuk seluruh dosen Universitas Teknologi Sumbawa, peserta berupa individu atau kelompok yang terdiri dari 3 orang dan melibatkan mahasiswa. Adapun kategori dalam lulus hibah berupa teknologi tepat guna, aplikasi, dan rekayasa sistem. Inovasi yang mempunyai manfaat, dapat berkelanjutan, inovasi yang sudah diterapkan atau dalam proses pengembangan. Harapannya, dengan adanya program NECTION ini, para dosen mendapatkan stimulus untuk menghasilkan invensi yang berpotensi paten.

Melalui proses seleksi dan penilaian yang panjang oleh Direktur Riset dan Inovasi bapak Joni Firmansyah, S.IP.,M.I.P bersama Wakil Rektor 3 ibu Dwi Ariyanti. Ph. D memutuskan dari 10 kelompok proposal hanya 2 kelompok proposal yang lolos dengan kategori dan syarat yang sesuai. Adapun di antaranya, ada kelompok dari Nora Dery Sofyan, S.Kom., M.M.Inov, Erwin Mardinata, S.Kom., M.M.Inov, Shinta Esabella,S.T., M.TI, Fatihurroyyan dengan inovasi Game Edukasi Bahas Sumbawa-Indonesia Sebagai Media Pembelajaran Anak Usia Dini Bebasis Android. Game edukasi yang dapat dimanfaatkan oleh orang tua dan guru dalam memperkenalkan maupun memberikan pemahaman terhadap anak. Dan memberikan wadah maupun upaya untuk memperkenalkan, mempromosikan, dan melestarikan salah satu kebudayaan daerah Sumbawa.

Kemudian ada kelompok inovasi kategori rekayasa sistem dari Titi Andriani, M.T, Syamsul Bahari, dan Arjuna Satriawansyah. Inovasi yang di hadirkan yaitu Alat Pengusir Hama Padi Menggunakan Gelombang Ultrasonik Berbasis Energi Panas Matahari. Berangkat dari keresahan terdapat permasalahan yang sering dialami oleh petani menjelang panen padi yaitu adanya hama burung yang menyebabkan hasil panen berkurang. Pada umumnya, petani menggunakan cara tradisional untuk mengusir hama seperti membentangkan benang dari ujung sawah atau membuat kantongan dari kaleng bekas agar menghasilkan suara yang cukup nyaring. Kenyataannya cara tradisional ini kurang efektif dikarenakan jangkauan suara yang di hasilkan dari alat ini terbatas, juga membutuhkan waktu dan tenaga para petani.